Baca Episode sebelumnya > The Fabulous Ella – Eps. 02
Mobil putih terus melaju menyusuri jalanan desa yang kini kosong, sebab orang-orang berada di istana. Sementara itu di istana, gadis-gadis berusaha menarik perhatian pangeran dengan berbagai cara.
Di tempat lain yang jauh di ujung hutan selatan, seseorang tertidur di atas kasur yang empuk, namun ia gelisah bukan main. Tangannya gemetar, separuh tubuhnya terbungkus kain tebal. Ia bangkit dengan hati-hati meraih selembar kertas di meja kecil di samping ranjangnya. Jemarinya ragu, keringat dingin membasahi kertas yang ia pegang dengan tanganya. Benaknya terus menimbang, namun akhirnya ia menuliskan sesuatu di atas kertas tersebut.
Ella tiba di istana. Penjaga istana tak punya waktu untuk bertanya, mulutnya beku saat kali pertama menatap Ella. Orang-orang di istana pun demikian, mereka terapana melihat kecantikan Ella.
“Kiw kiw.” Kata pengawal istana yang melihat Ella berjalan.
“Wow.” Kata seorang pria di sudut lain istana.
‘PLAAAAK’. Lalu terdengar suara gadis menampar pria tersebut.
Ella tak memedulikannya, ia tetap melangkah dengan pasti, sambil melihat ke seluruh bagian istana yang luas dan megah. Sementara Ibu dan saudiri tiri Ella geram melihat orang-orang memuji kecantikan Ella. Wajahnya yang cantik dan tubuh eloknya yang berbalut gaun putih nan indah, membuat siapa pun tak sanggup untuk berpura-pura tak mengaguminya.
Ella melangkah dengan sepatu kacanya yang berpijak lembut di lantai istana. Tanpa sadar, ternyata sang pangeran mendekat ke arahnya. Kini Ella dan pangeran berhadapan, keduanya saling berpandangan, cukup lama, bersama dengan para tamu yang diam menatap mereka. Hening. Sang pangeran tak bisa mengalihkan matanya dari wajah Ella, ia tidak mau melewatkannya dan segera mengajak Ella berdansa.
Musik di mainkan, di bagian tengah ruangan, pangeran berdansa dengan wanita cantik yang tidak dikenalnya. Harapan Ella menjadi nyata, ia bahkan tak percaya bahwa kini tangannya sedang bergenggaman dengan tangan pangeran, dan berdansa mengikuti alunan musik yang indah.
“Gadis cantik, siapa namamu?” Tanya pangeran kepada Ella, sambil tetap berdansa.
“Hmmm.” Ella tersenyum.
“Oh, kau tak ingin memberi tahunya. Baiklah.” Pangeran membalas senyum Ella. “Kalau begitu, bolehkah aku tahu di mana kau tinggal?”
Ella hanya diam, sambil terus berdansa bersama pangeran.
“Dengan siapa kau ke sini?” Tanya pangeran lagi kepada Ella.
Dan lagi-lagi tak ada jawaban dari Ella, mulutnya tak terbuka sedikit pun, persis seperti pesan peri gigi kepadanya.
Pangeran melihat Ella yang hanya diam. Gadis-gadis melihat pangeran yang sedang melihat Ella yang hanya diam. Para pria melihat gadis-gadis yang sedang melihat pangeran yang sedang melihat Ella yang hanya diam. Sedang kedua saudari tiri Ella menangis di sudut ruangan, memalukan, ditemani ibunya yang kini sangat marah. Sementara bagi Ella, ia tak peduli apa-apa, ia hanya ingin menikmati kebahagiaan itu, kehangatan itu, dan ke-tak berdayaan itu.
Waktu terus berlalu, jarum jam besar di dinding istana mulai mendekati angka 12. Sebentar lagi tengah malam. Untungnya, Ella tahu itu, ia melepas tangan pangeran secara tiba-tiba, dan berlari keluar menuju pintu istana. Sang pangeran yang kebingungan pun segera mengejar Ella.
“Hei, kenapa kau pergi?! Kembalilah!” Seru pangeran sambil mengejar Ella.
Ella menoleh ke pangeran, ‘BRAAAK!!’ Ella menabrak dinding, wajahnya lebam, namun ia segera berlari kembali. ‘TANG!!’ Wajah Ella menabrak nampan besi yang dibawa pelayan istana, hingga minuman di atas nampan tumpah ke lantai. Jarum jam makin mendekati angka 12, Ella panik, ia segera berlari lagi.
“Pelayan! Tahan dia!” Teriak pangeran dari kejauahan. Lalu seorang pelayan berlari dari jauh dan melakukan sliding tekel ke arah Ella. Ella melompat. Ia berhasil menghindari tekel pelayan tersebut.
“Arghhh!” Teriak pelayan dari kejauhan yang juga melakukan sliding tekel, namun Ella kembali menghindar. Di susul para pelayan yang terus men-sliding tekel Ella. Ella melompat-lompat menghindari satu persatu tekel mereka.
“Hei!! Tunggu!! Beritahu dulu namamu!!” Teriak pangeran sambil berlari mengejar Ella.
“Gadis-gadis! Tahan pangeran!!” Ujar ibu tiri Ella, tiba-tiba.
Kemudian, seorang gadis menekel pangeran, namun ia berhasil menghindar, dan kembali berlari mengejar Ella. Gadis-gadis lain pun turut melakukan sliding tekel ke arah pangeran dengan cepat. Pangeran melompat-lompat menghindari satu persatu tekel mereka.
Di dekat pintu keluar istana, Ella berputar-putar menghindari tekel para pelayan. Sementara di bagian tengah istana, pangeran sibuk menyingkir dari tekel para gadis yang menghalaginya untuk mengejar Ella.
“Arghhhh!!” Ella tersentak, ibu tirinya menekel Ella tiba-tiba. Ia nyaris terjatuh, namun bisa bangkit dan berlari kembali.
Jarum jam semakin mendekati tengah malam. Ella menoleh ke belakang melihat pangeran. Kemudian, ‘BRAAAK!!’, Ella menmbarak meja makan. Tubuhnya membungkuk hingga kepalanya jatuh tepat di atas piring berisi tulang-tulang ikan sisa santap. Ella bangkit, matanya menutup, wajahnya tertancap tulang-belulang ikan, dan berlumur kecap pedas manis.
Bersambung…
Baca Episode selanjutnya > The Fabulous Ella – Eps. 04
Comments: no replies