Man with a Movie Camera (1929), merupakan film dokumenter yang disutradarai oleh Dziga Vertov dan diedit oleh istrinya, Elizaveta Svilova.
Sepintas lalu, film ‘Man with a Movie Camera’ sebenarnya tampak sederhana. Menyajikan bagaimana aktivitas keseharian masyarakat kota (Moscow, Kiev, and Odessa) dan sejumlah peristiwa yang menyertainya dalam satu hari. Namun, menjadi terkesan rumit karena Vertov memainkan sejumlah intercut dan penempatan shot-shot yang (tampak) acak.
‘Man with a Movie Camera’ dibuka dengan bioskop kosong, di mana kursi-kursinya masih rapi terlipat, lalu turun dengan sendirinya. Kemudian penonton bergegas masuk dan mengisi kursi-kursi tersebut. Mereka mulai melihat sebuah film. Film ini. Dan film ini adalah tentang – film ini dibuat. Yang menarik, berkali-kali, kameramen yang tengah mengambil shot menjadi objek dari kamera; dan itu muncul secara bergatian dengan objek shot yang tengah diambilnya.
Ada banyak teknik sinematik yang digunakan Vertov dalam film ini: double exposure, fast motion, slow motion, freeze frames, jump cuts, split screens, Dutch angles, extreme close-ups, tracking shots, backwards, dan stop motion animations.
‘Man with a movie camera’, bertutur dengan cara yang tidak biasa pada zamannya. Terkesan obscure, tumpang-tindih, fragmentaris, dan nyaris tidak beralur. Namun, hal itu justru memberi ruang kepada penonton untuk menyusun persepsi sendiri tentang cerita semacam apa yang ingin dikedepankan Vertov dalam ‘Man with a Movie Camera’.
Dalam relevansinya dengan gaya tutur di film ini adalah bagaimana Vertov mengolah jukstaposisi. Jukstaposisi yang diolah Vertov tampaknya tidak hanya ditempatkan untuk membangun kontras dan perbedaan, namun sekaligus juga bisa memberi efek ironi dan, pada beberapa scene, paradoks. Contoh menarik bisa dilihat ketika Vertov menjukstaposisikan antara buruh wanita yang sedang mencuci baju dengan seorang wanita yang sedang creambath. Pada konteks ini, Vertov seakan ingin mengedepankan kontras, sekaligus ironi dan paradoks, antara “proletar” dan “borjuis”. Hal yang sama bisa dilihat di shot selanjutnya ketika Vertov menjukstaposisikan antara orang yang sedang mengasah pisau untuk cukur janggut dengan orang yang sedang mengasah kapak.
Comments: no replies